design Web

WEBINAR #6 IPDI JABAR

WEBINAR #6 IPDI JABAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT., Webinar #6 IPDI JABAR berjalan dengan lancar tanpa itu yang dikatakan oleh salah satu panitia dari seksi ilmiah Dadang Yopan, menurut dadang bahwa webinar kali ini lancar memang ada sedikit hambatan yang terjadi yaitu dari segi non teknis yaitu signal provider yang tiba-tiba down sehingga terkadang suara tidak jelas atau delay, namun hal terebut tidak menjadi hambatan yang berarti.

Dadang mengatakan bahwa webinar kali ini membawakan tema tentang " HEMODIALISIS KHUSUS DALAM PELAYANAN DIALISIS DI ERA PANDEMI DAN ADAPTASI KEBIASAAN BARU ", ada dua pembicara yang mengisi webinar tersebut pembicara pertama yaitu Lina Nurjanah dari RS Hasan Sadikin Bandung yang membawakan materi Teknik SLED, dan yang kedua yaitu Cicilia Ridiyanti, S.Kep., Ners dari RS Santosa Bandung yang membahas materi tentang Teknik Hemodiafiltrasi (HDF).

Seiring dengan majunya teknologi mesin hemodialisis dan ilmu pengetahuan yang terus berkembang teknik dialisis khusus pun dari jaman ke jaman seperti hal nya Teknik SLED. Teknik ini pengembangan dari teknik HD yang dimulai dari tahun 1913 yang dilakukan pada binatang dan tahun 1945 dilakukan pertama kali pada manusia yang dilakukan oleh Kolff, dan pada tahun 1960 dilakukan pada pasien dengan gagal ginjal kronis yang kita kenal dengan Intermitten Hemodialysis (IHD). Mark R Marshall dkk th.1998 Memperkenalkan teknik dialisis baru yang Lebih murah dan >  baik dari teknik IHD disebut dengan Hybrid dialysis atau Sustaied Low Efficiency Dialysis (SLED). Sustained Low Efficiency Dialysis, saat ini banyak dipakai untuk menangani kasus-kasus gangguan ginjal akut dalam keadaan kritis karena prosesnya yang lebih mudah dan biaya yang lebih murah.

Hemodiafiltrasi merupakan terapi pengganti ginjal yang menggabungkan hemodialysis (difusi) dan hemofiltrasi (konveksi). Menurut cicil dari beberapa literatur disebutkan bahwa dengan menggunakan teknik Hemodiafiltrasi maka kliren yang akan dihasilkan yaitu dapat menurunkan β2 mikroglobulin sekitar 70-78% dibandingkan 40 – 50 %pada HD high flux , Memperbaiki amiloIdosis, menurunkan insidensi carpal tunnel syndrome sebanyak 82 % dan erosive arthritis seanyak 67 %, kecepatan konveksi 25 L/m2 dapat menrunakan solute ini sd < 25 mg/L. Toksin solut dengan BM menengah lain yang dibersihkan oleh HDF yaitu hormon paratiroid, Sitokin inflamasi (IL-6, IL-8, IL-12), Homosistenin, Guanidin, Poliamin, Appetite suppressant (leptin, cholecystokinin, tryptopahan). Teknik ini digunakan pada pasien PGK yang tidak stabil diantaranya: Penyakit kardiovaskular berat, Hipotensi kronik, Diabetes, Usia tua, Pasien dengan kenaikan BB interdialitik yang tidak terkontrol, Pasien PGK dengan kebutuhan dosis dialisis yang tinggi dan mencakup pengeluaran toksin dengan semua jenis BM, Pasien Gangguan Ginjal Akut yang kritis.

Kedua teknik tersebut memiliki keunggulan masing-masing sehingga diharapkan dengan adanya pengembangan teknik khusus ini dapat memberikan pelayanan dialisis yang meningkat sehingga akan memperbaiki kualitas hidup pasien.

HF 20201111

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *