Chronic Kidney Disease (CKD)/ gagal ginjal kronis merupakan kerusakan pada organ ginjal yang disertai penurunan tingkat filtrasi glomerulus (Glomerular Filtration Rate – GFR) kurang dari 60 mL/min/1.73 m2 dalam kurun waktu 3 bulan atau lebih (Rocco et al., 2015). Menurut KDOQI klasifikasi Gagal Ginjal Kronis dibagi menjadi dua bagian yaitu berdasarkan klasifikasi GFR dan berdasarkan oleh peningkatan Albumin. Adapun pembagian tersebut sebagai berikut:
Stage | Deskripsi | eGFR ml/min/1.73m² |
1 | Kerusakan ginjal dengan GFR normal atau meningkat | > sama dengan 90 |
2 | Kerusakan ginjal dengan penurunan GFR ringan | 60-89 |
3 | Kerusakan ginjal dengan penurunan GFR sedang | 30-59 |
4 | Kerusakan ginjal dengan penurunan GFR berat | 15-29 |
5 | Gagal ginjal (ESKD) | < 15 |
Kategori | Deskripsi | AER (mg/24 jam) |
A1 | Normal atau meningkat ringan | < 30 |
A2 | Meningkat sedang | 30-300 |
A3 | Meningkat berat | > 300 |
Penyebab Gagal Ginjal
Terdapat beberapa peyebab gagal ginjal di dunia berdasarkan diagnosa etiologi diantaranya: Glomerulonephritis, Diabetes Mellitus , Hypertension/renovascular, Infective or obstructive, nephropathies, Cystic or congenital disease, Miscellaneous, Unknown (Levy, Brown, & Lawrence, 2016).
Tanda dan Gejala Gagal ginjal
Tanda gejala yang sering ditemukan pada pasien dengan gagal ginjal yaitu adanya bengkak ditubuh, urin berkurang, sesak nafas, anemia, mual dan muntah, gatal-gatal diseluruh tubuh, Fatique.
Terapi Pengganti Ginjal
Terapi pengganti ginjal terdiri dari dua yaitu terapi pengganti ginjal buatan dan terapi ginjal pengganti alami. Pengganti ginjal buatan pada dasarnya terdiri dari dua jenis yaitu Hemodialisis dan Peritoneal Dialisis.
Hemodialisis (HD) merupakan suatu proses membuang limbah nitrogen dari dalam tubuh akibat dari kegagalan fungsi ginjal, melalui membran semipermiable yang hanya bisa dilewati oleh yang memiliki berat molekul kecil dan zat pelarut seperti ureum, kreatinin, elektrolit dan air (Levy et al., 2016). Hemodialisis tidak dapat menyembuhkan gagal ginjal dan tidak bisa menggantikan dari fungsi endokrin dan fungsi metabolisme yang dilakukan oleh ginjal sehingga akan mempengaruhi kualitas hidup pasien (Smeltzer, 2014).
Thomas (2014) menyebutkan Peritoneal Dialisis (PD) merupakan alternatif lain untuk terapi pengganti ginjal yaitu dengan membuang sisa metabolisme melalui membran peritoneal. Rongga peritoneum dapat menyeimbangkan dengan plasma dan kecepatan difusinya adalah tergantung pada ukuran molekul. Penelitian juga menyarankan saat ini bahwa klirens zat terlarut sebanding dengan ukuran molekul dan pH larutan, dan itu laju aliran yang tinggi memaksimalkan transfer zat terlarut, yang juga bergantung pada peritoneal luas permukaan dan aliran darah (Putman 1923).
Refrerences
KDOQI. (2015). Update of the KDOQI TM Clinical Practice Guideline for Hemodialysis Adequacy PUBLIC REVIEW DRAFT 2015 CONFIDENTIAL : PLEASE DO NOT DISTRIBUTE.
Levy, J., Brown, E., & Lawrence, A. (2016). Oxford Handbook of Dialysis. https://doi.org/10.1093/med/9780199644766.001.0001
Mahon, A., Jenkins, K., & Burnapp, L. (2013). Oxford Handbook of Renal Nursing, 641. https://doi.org/10.1093/med/9780199600533.001.0001
Smeltzer, et al. (2014). Brunner & Suddarth’s textbook of Medical- Surgical Nursing. Lippincott Williams & Wilkins. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Thomas, N. (2014). Renal Nursing. Retrieved from https://books.google.com.sa/books?id=kZIsHMEM40AC